Agar Uang Tidak Cepat Habis

 


Seandainya ngerti ini dari dulu, mungkin hari ini saya sudah berkucukupan.

Bersyukur, gaji saya menyentuh lima koma. Itu bukan nominalnya. Hm.. Tapi baru tanggal lima, rasanya sudah seperti mau koma. Itu yang saya rasakan. 

Uang belum ada yang masuk. Tapi rencana ini itu sudah menumpuk. Begitu gaji itu masuk ke rekening, tidak sampai sepuluh menit, sudah berpindah tempat. Untuk kebutuhan ini itu, yang jumlahnya banyak sekali. 

Apakah Kamu juga begitu? 

Hehe. Sama. 

Dalam perjalanan, di tengah kemacetan, sungguh rutinitas yang menjemukan. Dalam rangka melepas penat, saya menyalakan radio FM. 

Saya putar-putar. Saya ganti-ganti. Dari channel radio satu ke radio lainnya. Tetiba ada yang menarik, perbincangan sore itu: Six Jar. Sebuah cara alokasi uang dengan membaginya jadi enam, lalu masing-masing uang itu dimasukkan ke dalam toples yang jumlahnya juga enam biji. 

Waktu itu disebutkan, bahwa orang-orang yang sudah disiplin melakukan itu, hidupnya berubah. Keuangannya jadi lebih stabil. Pikirannya tidak mudah stres. Hidupnya relatif enjoy.

"Ah, masa iya, gitu doang, langsung bikin hidup tentram?", gumam saya saat itu.

Obrolan itu, saya dengar sambil lalu. Sekedar masuk telinga kiri, keluar telinga kanan. Kebalik ga sih? Kanan dulu ya? 

Kehidupan berjalan. Waktu terus berputar, tidak bisa dihentikan. Saya sudah lupa konsep itu. Lama. Entah berapa lama. Lama sekali pokoknya.

Kemudian, karena kebutuhan ini itu. Ndak ngerti saya. Itu kebutuhan, keinginan, atau kemumpungan. Mumpung murah, mumpung diskon. Dasar aji mumpung. 

Tibalah saya merasakan kehabisan uang lagi. Barulah saya jadi ingat konsep Six Jar itu lagi. 

Maka saya googling. Searching sana-sini. Browsing. Ketemu juga. Ternyata aturan Six Jar itu ada ketentuannya: setiap ada uang masuk berapapun jumlahnya, maka sebelum uang itu kemana-mana, mesti melakukan pembagian jadi enam. 

Yang pertama, 55 % untuk kebutuhan rutin: makan, minum, listrik, air, bensin, bayar uang sewa kalau ngontrak, servis kendaraan. 

Kedua, 10% untuk nabung jangka panjang, sebagai dana darurat. Untuk dapat pelayanan medis saat sakit. Untuk kendaraan mogok, misalnya.  

Ke tiga, 10% untuk main. Buat menyenangkan diri sendiri. Menghibur istri. Membahagiakan anak. Dengan ke kebun binatang, misalnya. Ke mall, jalan-jalan. Ke tempat makam makan enak. Ya, untuk happy-happy lah. 

Ke empat, pendidikan 10%. Untuk mengembangkan diri. Wujudnya bisa ikut pelatihan. Beli buku. Mendaftar kursus. 

Ke lima, 10% dari penghasilan untuk financial freedom. Untuk beli saham, beli unit HP reksadana, bisnis yang menghasilkan, tanah atau rumah untuk investasi, atau apapun yang sifatnya bikin uang berkembangbiak terus. Beranak pinak. Bertelur dan menetas. Jadi cucu. Muncul cicit. 

Nah yang terakhir, 5% untuk berbagi. Donasi dan sedekah. 

Itu aturan dari sononya. Setelah saya renungkan lebih mendalam. Saya merasa perlu mengubah urutannya. Jadi begini: 

Yang pertama, untuk derma. 

Saya meyakini, supaya uang yang saya terima itu berkah, sebelum dinikmati, saya mesti berbagi terlebih dahulu kepada mereka yang membutuhkan. Ini tiap orang tidak sama. Ada yang 10%. Ada yang 2,5%. Bebas. Seikhlasnya. Semampunya saja. 

Yang kedua, untuk bayar hutang.

Saya ingin hutang saya cepat lunas. Semakin cepat lunas, pikiran semakin ringan, 20% dari pemasukan saya alokasikan untuk kebutuhan ini. Namun, jika hutang saya sudah lunas semua, maka saya alokasikan untuk mencicil rencana. Misal saya punya rencana beli mobil impian, maka 20% pemasukan saya pakai mengangsur di depan, sampai uangnya terkumpul, cukup untuk beli kendaraan itu. 

Yang ketiga, untuk nabung. 

Tabungan ini sifatnya untuk keamanan. Uang ini tidak saya cairkan kecuali terpaksa oleh keadaan. Ini seperti ungkapan : sedia payung sebelum hujan. 

Yang keempat, untuk Aset Hari Tua. 

Fisik manusia tidak selamanya kuat untuk bekerja. Jadi saat sudah sepuh, manusia tetap butuh ini itu. Untuk meng-cover itu, perlu adanya persiapan. Maka saya anggarkan 17%.

Yang kelima, untuk Fun Play. 

Selain kebutuhan jasmani, jiwa manusia juga perlu dihibur. Ini adalah anggaran untuk senang-senang. Saya anggarkan 8% untuk hal ini. 

Yang terakhir, barulah sisanya saya pergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Kalau zaman dulu, uang itu dibagi, kemudian dimasukkan ke dalam toples. Kini uang-uang itu saya masukkan ke dalam enam rekening yang berbeda-beda, sesuai dengan peruntukannya. 

Dengan cara seperti ini, setelah saya rasakan. Ternyata benar, perlahan keadaan keuangan saya membaik. Hidup jauh lebih tenang. 

Kamu bisa mencoba Metode Six Jar untuk mengatur keuangan kamu, dengan mengisi form di bawah. Nanti kamu bisa lihat hasil alokasi uang kamu seketika. 

Form Alokasi Uang