Pembicaraan Terlarang

Larangan ini tidak ada dalam aturan undang-undang. Namun kalau dilanggar, semua urusan bisa jadi runyam. Hanya karena ucapan yang muncul dari mulut seseorang. 


Istri membicarakan harta atau bisnis orang di hadapan suami itu sama menyakitkannya dengan suami menceritakan kecantikan orang di hadapan istri. 

Tidak nyaman. Meskipun tujuannya baik. Misalnya supaya istri bisa meniru kecantikan orang yang dibicarakan. Atau minimal, sedikit tambah cantik. Itu membuat istri merasa dibandingkan. Merasa tidak cantik. Kurang cantik. Tiap suami bicara kecantikan, istri jadi malas mendengarnya. Kalau terlalu sering, bisa saja muncul dalam hati istri: kalau kamu ingin aku seperti kecantikan orang itu, nikah saja dengan orang itu! 

Istri yang niatnya menginspirasi suami dengan menceritakan bisnis atau kesuksesan orang. Jangan heran kalau suami jadi malas mendengar. Itu sama halnya dengan membandingkan suami dengan orang lain. Kalau amat sering, dalam hati suami bisa muncul: kalau setelah nikah maunya langsung mapan, nikah saja sama om-om atau aki-aki yang sudah kaya itu!

Begitu. 

Lalu solusinya bagaimana? 
Sudah. Percaya saja seratus persen. Suami percaya saja pada istri soal kecantikannya. Suami jangan pernah mengungkit kecantikan siapapun di depan istri. Itu lebih menjaga perasaannya. Istri juga begitu. Percaya saja seratus persen kepada suami. Jangan membicarakan pria manapun di hadapan suami. Itu lebih menjaga hatinya.

Kenyataan ini seperti pil. Memang pahit. Tapi kalau diminum, jadi sehat. Kalau masing-masing pasangan menyadari, maka hasil akhirnya akan menyehatkan hubungan suami istri. 

*Gambar oleh Tú Anh dari Pixabay