Harta yang Paling Berharga


Uang dikira harta paling berharga. Tenyata bukan. Nilai uang hanya karena kesepakatan. Ia dianggap berharga karena semua orang menyepakati keberhargaan nilai uang tersebut. Seandainya suatu saat terjadi momentum di mana semua orang sudah tidak percaya pada uang dan semua bersepakat bahwa uang tidak lagi dianggap berharga, maka sudah selesailah keberhargaannya. Ia hanya lembar kertas yang dicetak dan ditulis angka. Tak ada nilai intrinsiknya. Ia hanya sekedar nilai yang disepakati.

Emas dan perak adalah uang yang sebetulnya. Selain seluruh dunia mengakui keberhargaannya, dua logam mulia ini memang mempunyai nilai intrinsik. Nilai murni. Logam mulia. Nilai yang memang dibuat oleh Sang Maha Pencipta, bukan nilai yang diakui karena disepakati. Ia tidak dapat dibuat oleh tangan-tangan manusia. Ia hanya dapat ditemukan, dikumpulkan, hingga dapat diukur dengan timbangan gram atau kilogram. Mungkin suatu saat akan ditemukan sebuah teknologi canggih yang dapat membuat sebuah emas dan perak, namun manusia akan tetap menyebutnya dengan emas perak kw, sebagaimana handphone replika kw super. Sepersis apapun dibanding dengan yang original, ia tetap dianggap tidak asli.

Uang, emas dan perak adalah tiga hal yang bersifat benda. Harta materi yang bisa saja Allah mencabutnya kapan saja dengan caraNya yang tak terduga oleh bayangan manusia. Ia tak kekal. Tidak abadi. Di luar tiga benda yang disebut berharga itu ada harta yang ternyata nilainya jauh lebih berharga: tenang.

Tenang, tidak ada wujudnya tapi ada rasanya. Harta berupa ketenangan tidak akan begitu terasa betapa berharganya, kecuali ketika ia sudah tidak ada. Sebagaimana sehat, ia seperti tak berharga, diabaikan, terlupakan namun akan begitu terasa mahal saat manusia terpaksa harus terbaring sakit. 

Selama manusia tidak keluar dari jalur yang beraspal, tenang akan selalu bersamanya. Jangan lewat jalan yang bukan jalan. Jangan melampaui batas jalan, anda akan menemukan kubangan, lubang, lubang besar, lubang kecil, kerikil, kerikil tumpul hingga kerikil lancip yang berpotensi membocorkan ban kendaraan anda.

Begitupun dalam hidup ini. Lewatlah jalan yang memang jalan. Memang sepertinya lambat, kuno, dianggap tidak maju, jadul, tapi anda selamat. Sedikit saja anda berbelok dari jalan kejujuran, ketidaktenangan akan muncul sebagai akibatnya. Itu adalah awal dari penderitaan yang akan terus berbuntut panjang. Panjangnya adalah sepanjang usia anda. Ia akan berhenti memanjang setelah anda akui, dan anda bertobat mohon ampun kepadaNya. 

Kalau beloknya tidak sebentar, diampuninya pun tidak sebentar. Semoga Allah mengampuni "tindakan belok" yang sudah terjadi di umur-umur lampau. Amiin.